Tuesday, August 5, 2008

Satu Setengah Jam

Baru saja saya membuka jendela kamar saya.
Fiuhh..Panasnya bukan main

Cyberjaya, Malaysia
16:36

Satu setengah jam setelah saya menapakkan kaki di kondominium ini.
Satu setengah jam setelah saya berlama-lama menunggu bus di halte untuk mengantar saya pulang,
dan satu setengah jam pula setelah saya memenuhi antrian di bank untuk mengambil kiriman uang bulanan saya..
Lalu?

Betapa..

Pikiran saya mendadak kembali ke masa-masa dimana setiap pukul 6 pagi saya harus terbangun, mandi, dan berdiri di depan kaca untuk memakai rok panjang abu-abu, blus putih dan selembar kain yang harus dilipat sedemikian rupa sehingga menutupi kepala saya. Menjadi jilbab.

Betapa saya merindukan saat-saat saya terbangun, dan mengeluh kepada pagi yang terlalu cepat datang. Yang ada di pikiran saya hanyalah kejenuhan selama 3 tahun menjadi anak SMA yang hanya dihantui tugas bertumpuk-tumpuk, ulangan harian, presentasi-presentasi, dan tentunya ujian semester. Saya rindu saat-saat saya mengucapkan salam kepada guru-guru dan berlari kecil menuju gerombolan teman-teman di sepanjang koridor kelas. Hmm..Saya ingin mendengarkan kembali tawa-tawa riang yang diselingi lengkingan dan teriak-teriakkan kebahagiaan itu.

Terbayang jelas ruang kelas berbentuk persegi dengan satu lemari guru berwarna abu-abu d pojokkan kelas, yang dilengkapi dengan 20 meja dan kursi beserta satu papan tulis. Benda-benda itulah yang menjadi saksi betapa saya sering merasakan kebosanan yang amat sangat ketika diterangkan tentang molekul-molekul dan atom-atom kimia, kecepatan dan daya dalam fisika, angka-angka pada matematika, bahkan tidak sengaja tertidur ketika mendengarkan penjelasan guru Bahasa Indonesia saya. Betapa saya rindu menelungkupkan kepala saya diantara kedua tangan di atas meja hijau tua itu..

Sekarang..
Tidak ada lagi rutinitas berkumpul di dpan kelas saat jam istirahat pertama, karena yang saya temukan sekarang adalah sebuah plaza yang luas dengan beratus pasang meja dan kursi yang diduduki orang-orang yang berbeda kultur dan latar belakang. Saya sudah kuliah. Saya berada di dunia yang sesungguhnya. Tidak ada lagi canda riang yang menyelinap di antara kepenatan masa-masa puberitas, karena yang ada sekarang hanyalah 'aku' dan 'diriku sendiri'..